Kumpulan Skripsi S1 Keperawatan: Desember 2010
Sebelum anda melakukan download full teks terhadap semua skripsi dalam webblog ini maka sebaiknya anda membaca PRIVACI/WARNING dari kami

New* Proposal Lelang Rp. 500 Rb (Nego)>>> "Hubungan Penggunaagn Kontrasepsi PIL KB Hormonal dengan Libido pada Wanita Usia Subur" >>> Selengkapnya DISINI

New* Proposal lelang Rp. 500 Rb (Nego). >>> Hubungan Kafein Yang Terkandung Dalam Kopi Atau Teh Dengan Tingkat Kesuburan Pada Wanita Dari Pasangan Usia Produktif. read more ......

C A U T I O N !!!
Untuk membaca setiap url postingan dalam webblog ini, agan-agan akan di arahkan ke url adf.ly.com selama 5 detik, dan untuk melanjutkan membaca artikelnya maka tinggal klik "SKIP AD" yang berada pada pojok kanan atas dan agan akan diarahkan langsung ke url postingan yang mau dituju.

Hai rekan-rekan sekalian yang lagi sementara menyusun sebuah skripsi dan bagi mereka yang mencari literature buat makalah atau apapun itu yang menyebabkan hal ini menjadi kebutuhan anda, disini kami mencoba memberikan sebuah refensi yang bisa mendukung kegiatan anda tersebut. Harapan kami adalah kebutuhan akan sebuah referensi anda bisa temukan disini. Kami hadir hanyalah semata untuk berbagi ilmu, sebab kami sadari bahwa ilmu hanya bisa berguna bila bisa bermanfaat bagi khalayak namun kamipun tidak mendukung kegiatan plagiat dan olehnya itu bila anda melakukan hal tersebut maka konsekuensi dan tanggung jawab moral tentunya juga berada ditangan anda.

Kesalahan terbanyak yang paling banyak dilakukan oleh rekan-rekan ketika mencari sebuah referensi adalah ketika telah menemukan referensi yang dicarinya, maka tidak segan-segan melakukan kegiatan plagiat (mengkopi seluruh isi pustaka/buku) tanpa sudi membahasakan dalam bentuk bahasa dan pemahaman yang ditangkapnya dari referensi tersebut. Oleh itu kami sekali lagi tidak mendukung kegiatan tersebut

Dan kunci sukses dalam menyelesaikan sebuah skripsi adalah kerja keras. Tanpa kerja keras hasil yang anda peroleh pun juga nol. Mau atau tidak, hanya merekalah yang gemar bekerja akan mendapat hasil.

Rekan-rekan sekalian, disinipun kami tidak hanya sekedar memberikan referensi buat anda namun kamipun akan berusaha membantu anda dalam menyelesaikan skripsi, kami pun berharap mudah-mudahan pengunjung blog ini adalah mereka yang mau belajar dan bekerja.

===============================================0000000000===============================================

Telah kami buka belajar bareng buat judul skripsi dengan metode rumus OPPOPP (Objek, Predikat, Predikat, Objek, Predikat, Predikat)...simak videonya di chanel kami ( https://youtu.be/iAshAScLmLM ) dan silahkan join di gruop telegram kami di https://t.me/joinchat/OjukuRpTYuHLDrmj58MSwQ

Selasa, 21 Desember 2010

Motivasi

Disini kami menyediakan full teks hasil skripsi dari rekan-rekan yang telah menyelesaikan studinya dalam bidangnya masing-masing. Tujuan dari penyediaan ini adalah selain sebagai sumber bacaan/referensi  juga sebagai sumber untuk menimbah ilmu dalam membuat suatu skrpsi baik dalam metode penulisan, cara penulisan, metode penilitian dll.

Kami sangat yakin bahwa bagi mereka yang baru pertama kali membuat skripsi tentunya akan sangat kesulitan dalam membuat skripsi tersebut dan sangat perlu contoh sebuah skripsi pula dan hal seperti itulah yang mendorong kami untuk berbagi ilmu kepada anda, namun tidak menutup kemungkinan pula ada yang memanfaatkan situasi seperti ini untuk melakukan tindakan plagiat dalam membuat skripsi  dan tentunya kami pun sangat tidak setuju hal tersebut. Dan jika masih tetap melakukannya maka segala resiko tanggung jawab berada ditangan anda.

Sekali lagi bahwa tujuan dari penyediaan full teks skripsi ini adalah hanya sebagai acuan dalam membuat metode penulisan, cara penulisan dan metode penelitan dalam bentuk yang nyata.

GOOD LUCK BRO

ENGARUH PENYULUHAN PRE OPERASI TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISAI POST OPERASI PADA PASIEN PEMBEDAHAN ABDOMEN

ABSTRAK
PENGARUH PENYULUHAN PRE OPERASI TERHADAP
PELAKSANAAN MOBILISAI POST OPERASI PADA PASIEN
PEMBEDAHAN ABDOMEN
Penelitian Pra-eksperimental di Instalasi Rawat Inap Bedah RSU dr. Soetomo Surabaya
TAHUN 2005
Wildan

Mobilisasi post operasi pada pasien pembedahan daerah abdomen  harus segera mungkin di laksanakan untuk mencegah komplikasi imobilisasi, mobilisasi tidak terlaksana dengan baik dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang perawatan post operasi. Penyuluhan pre operasi diperlukan guna merubah perilaku pasien agar dapat beradaptasi dengan keadaan post operasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penyuluhan pre operasi terhadap pelaksanaan mobilisasi post operasi. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pra-
ekperimental. Populasi penelitian adalah semua pasien yang direncanakan menjalani pembedahan daerah abdomen, (rata rata 52 kasus perbulan). Responden diambil berdasarkan kriteri inklusi.Variabel independent adalah penyuluhan pre operasi. Variabel dependen adalah pelaksanaan mobilisasi post operasi.pengumpulan datas diperoleh dengan kuesioner, wawancara, dan observasi. Data di analisis menggunakan uji statistik menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan nilai kemaknaan α.< 0,05 

Hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap pelaksanaan mobilisasi dengan nilai kemaknaan p=0,001, terkait dengan peningkatan pengetahuan dengan nilai kemaknaan p=0,001, dan sikap dengan nilai kemaknaan p=0,001 Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pre operasi berpengaruh terhadap pelaksanaan mobilisasi post operasi, terkait dengan peningkatan pengetahuan dan sikap. Untuk penelitian selanjutnya dibutuhkan lebih banyak responden dan alat ukur yang lebih baik untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian.  

Kata kunci : mobilisasi, imobilisasi, pre operasi, post operasi

Full Skripsi >>>  Download Now, mobilisasi, imobilisasi, pre operasi, post operasi

Hubungan dukungan keluarga dengan respon kehilangan pasien gagal ginjal kronik di BLU RS Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar Tahun 2006

ABSTRAK

Tri Ayu Yuniyanti, “Hubungan dukungan keluarga dengan respon kehilangan pasien gagal ginjal kronik di BLU RS Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar”.
Dibimbing oleh Yuliana Syam, S.Kep, NS, M.Kep.
(xi + 68 hal +

Penyakit dan perawatan di rumah sakit sering melibatkan berbagai kehilangan. Respon kehilangan yang ditunjukkan oleh pasien gagal ginjal kronik berupa penyangkalan, marah, tawar menawar, depresi, dan menerima. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan respon kehilangan pasien  gagal ginjal kronik. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional, jumlah sampel 25 orang, penentuan besar sampel dengan menggunakan porpusive sampling.Pengumpulan data menggunakan kuisioner dukungan keluarga dan respon kehilangan. Pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS 12 yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Uji statistik yang digunakan adalah Fisher Exact-chi squere dengan tingkat signifikansi α < 0,05. Hasil olah data diperoleh ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan (penyangkalan) α = 0,005, ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan (marah) α = 0,005, ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan (tawar- menawar) α = 0,038, ada hubungan uang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan (depresi) α = 0,016, dan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon kehilangan (menerima) α = 0,002. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan bagi perawat agar memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga tentang hubungan dukungan keluarga dengan respon kehilangan.
Kata kunci : dukungan keluarga, respon kehilangan
Daftar bacaan : 28 buah (1997 - 2006)

Full Teks >>>  Download Now, dukungan keluarga, respon kehilangan

ANALYZE CORELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH IMPLEMENTATION MTBS PROGRAM IN PNEUMONY EARLY DETECTION TAHUN 2005

ABSTRACT

ANALYZE CORELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE
WITH IMPLEMENTATION MTBS PROGRAM IN PNEUMONY EARLY
DETECTION
TAHUN 2005

Cross Sectional Study In Puskesmas Dompu

Syarif Efendi

Morbidity and mortality rate is one of succes indilator in health improtement. Pneumoni the most children attack. In fact public health programs have trouble. So pneumonie tretment in dompu is not maxime. It coused implementation of MTBS program not corecetly. 
This research aimed to analyze corelation between knowledge and attitude with MTBS program implementation in pneumony early detection.
It used croos sectional study, populations are provider in 20 Dompu’s public health center. Sample collected with included criteria. Dependen variable is MTBS program implementation in pneumony early detection, moderator variable is equpmentand istitution approach. The data collected with cuasioner for knowledge and attitude observation for proder role to treats penumonie. Then Analyzed with sperman rho corelation statistik test with p < 0,05
Result showed there was corelation between attitude and responden action in MTBS program implementation with  p = 0,083, r = -0,397. It concluded that higher knowledge attitude not exactty will good action. It coused a lot of eksternal factors influenced.
Key words :  knowledge – attitude – MTBS program – pneumony detection child.

Full Skripsi >>>  Download Now, knowledge – attitude – MTBS program – pneumony detection child

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA PENELITIAN CROSS - SECTIONAL TAHUN 2005

SKRIPSI

HUBUNGAN  PENGETAHUAN  DAN  SIKAP  DENGAN
KINERJA  PERAWAT  DALAM  PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN  KEPERAWATAN
DI  RUMAH  SAKIT  ISLAM  SAMARINDA
PENELITIAN  CROSS - SECTIONAL

S Y A H R U N

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2005

==========================================================

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumentasi keperawatan merupakan catatan permanen tentang apa yang terjadi pada klien, disamping sebagai persyaratan akreditasi yang merupakan syarat legal dalam pelayanan kesehatan (Doenges, 1993). Fungsi dokumentasi bagi tenaga perawat salah satunya sebagai alat komunikasi serta bukti pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan perawatan (Depkes RI, 1993). Patricia(1997) dalam Azies (2001) menemukan bahwa kekurangan dalam dokumentasi keperawatan dapat mengakibatkan ketidakkonsistenan asuhan keperawatan dan tidak mampu mengevaluasi terapi yang efektif. Kekurangan dalam pendokumentasian proses keperawatan tersebut dikarenakan pencatatannya tidak memenuhi kriteria standar dokumentasi (Nursalam, 2001). Permasalahannya, pada saat ini kemampuan perawat di Indonesia belum disertai dengan pengetahuan yang cukup untuk melakukan pendokumentasian yang benar (Setyowaty & Kemala Rita, 1998). Rumah Sakit Islam Samarinda dalam perkembangannya telah 2 kali mengintensifkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pertama kali adalah dengan menggunakan format isian (model Source Oriented Record) dengan model asuhan yang digunakan adalah fungsional. Kedua adalah menggunakan model asuhan tim tetapi format pengkajian masih sama, yaitu dari pengkajian hingga evaluasi masih berbentuk isian sehingga kelengkapan, akurasi dan relevansinya belum optimal. Namun2 hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan masih belum jelas. 

Pengetahuan perawat dalam menyelesaikan masalah klien dan bagaimana cara mendokumentasikannya harus selalu meningkatkan diri dalam hal kemampuan dan pengetahuannya karena keunikan dari klien dan kebutuhan yang sangat individual (Elly Nurachmah, 2001) disamping itu Elly Nurachmah (2001) dalam Meyer & Gray (2001) menyatakan klien sendiri mengharapkan perawat itu memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi penyakitnya sehingga perawat mampu untuk mengatasi setiap keluhan yang dialami oleh individual klien. Adapun sikap yang diharapkan adalah sikap positif, yaitu ada perhatian terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan kepada klien (Ratna Sudarsono, 2001). Meskipun kuantitas dokumentasi keperawatan telah mengalami peningkatan tetapi informasi yang didokumentasikan masih belum baik (Carpenito, 1995). Hasil evaluasi tim keperawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) 1999 menyebutkan bahwa perawat yang melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan sekitar 71 % (Azies, 2001). Rumah Sakit Islam Samarinda memiliki 107 orang perawat di ruang rawat inapnya 105 orang (98,13 %) adalah dengan latar belakang
pendidikan yang sudah diploma III keperawatan. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Islam Samarinda (1999) menunjukkan bahwa kuantitas dokumentasi keperawatan sudah cukup baik dan tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan dapat digambarkan dari lengkap tidaknya data perawatan yang didokumentasikan oleh perawat dalam rekam medik (Djojodibroto, 1997).3 

Terwujudnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satunya melalui pendekatan perilaku yang merupakan pendekatan yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memperhatikan aspek – aspek perilaku manusia salah satunya adalah faktor – faktor internal yang ada pada diri perawat meliputi : pengetahuan dan  sikap dalam hal pendokumentasian. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (Djojodibroto, 1997). Menurut Sulaeman (1997) dalam Setyowati dan Kemala Rita (1998) jika pengetahuan kurang dalam pendokumentasian, maka perawat akan mengalami hambatan dalam merumuskan diagnosa dan menyusun rencana asuhan keperawatan sehingga hal ini menyebabkan kesulitan – kesulitan serta masalah – masalah pada pelaksanaan pendokumentasian. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menuju kearah pelayanan keperawatan yang profesional berdasarkan peningkatan ilmu pengetahuan, ketrampilan, hubungan interpersonal. Penerapan metode pemecahan masalah secara ilmiah dalam pemberian asuhan keperawatan yang dikenal dengan penerapan proses keperawatan merupakan upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien. Penerapan pendekatan ilmiah ini dapat dinilai dari pencatatan dan pelaporan yang dituliskan dalam pendokumentasian keperawatan. Dengan adanya pendokumentasian yang benar pada proses keperawatan, maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu pelaksanaan pendokumentasian merupakan aspek yang harus diperhatikan sehingga apa yang telah dilaksanakan telah tercatat dengan  baik dan benar (Setyowaty & Kemala Rita,1998) Disamping itu Rumah Sakit Islam Samarinda yang juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Akademi Keperawatan, maka data tentang pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan akan sangat bermanfaat. Data tersebut sampai saat ini belum dimiliki oleh Rumah Sakit Islam Samarinda.
Berdasarkan hal tersebut di atas, mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda.

Full Skripsi >>>  Download Now,PENGETAHUAN DAN SIKAP, KINERJA PERAWAT, PENDOKUMENTASIAN

STUDI TENTANG GANGGUAN KONSEP DIRI PADA KLIEN GANGREN DIABETIK DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2002

ABSTRAK
STUDI TENTANG GANGGUAN KONSEP DIRI
PADA KLIEN GANGREN DIABETIK  DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
TAHUN 2002

SUWANTO


Permasalahan pada klien gangren diabetik memang sangat komplek, selain fisiknya juga psikososialnya terganggu. Salah satunya adalah gangguan konsep diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan konsep diri diantaranya adalah pendidikan, pekerjaan, umur dan status perkawinan. Jika masalah tersebut tidak direspon lebih lanjut,akan mempengaruhi kualitas hidup seseorang itu sendiri. 
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gangguan konsep diri pada klien gangren diabetik 
Desain penelitian ini adalah Cross Sectional dimana sampelnya adalah semua klien yang menderita gangren diabetik di ruang interna laki dan ruang interna wanita RSUD. Dr. Soetomo Surabaya. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 30 responden. Metode pengumpulan data ini menggunakan kuesioner dan analisa dengan uji Chi Square tingkat kemaknaan p < 0,05 
Hasil penelitian menunjukkan gambaran, bahwa hasil penelitian dari uji Chi Square ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap konsep diri dengan nilai kemaknaan  p = 0,03891. Demikian pula antara pekerjaan dan konsep diri, ada pengaruh yang signifikan dengan nilai kemaknaan p = 0,03317.Kemudian antara umur dan konsep diri juga berpengaruh signifikan dengan nilai kemaknaan p = 0,00006. Hasil penelitian berikutnya yang menggambarkan ada pengaruh yang signifikan antara status perkawinan dan konsep diri dengan nilai kemaknaan p = 0,00444.

Gambaran hasil tersebut di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar responden dapat beradaptasi dengan baik terhadap gangguan konsep diri.

Full Skripsi >>>  Download Now, GANGGUAN KONSEP DIRI, GANGREN DIABETIK

PENGARUH KONSELING KELUARGA TERHADAP PERBAIKAN PERAN KELUARGA DALAM PENGELOLAAN ANGGOTA KELUARGA DENGAN DIABETES MIELETUS TAHUN 2002

SKRIPSI

PENGARUH KONSELING KELUARGA TERHADAP PERBAIKAN
PERAN KELUARGA DALAM PENGELOLAAN ANGGOTA KELUARGA
DENGAN DIABETES MIELETUS
OLEH

SUNARSI

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002


=======================================================

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah adanya pergeseran pola penyakit di Indonesia. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, diikuti dengan meningkatnya penyakit degeneratif atau tidak menular. Salah satunya adalah Diabetes Mellitus. Jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) di dunia mengalami peningkatan dengan data yang ada pada tahun 1994 = 110,4 juta, 1998 = ±150 juta, tahun 2000 = 175,4 juta, tahun 2010 = 279,3 juta dan tahun 2020 = 300 juta. Sedangkan di Indonesia atas dasar prevalensi ± 1,5 % dapatlah diperkirakan jumlah penderita DM pada tahun 1994 = 2,5 juta, 1998 = 3,5 juta, tahun 2010 = 5 juta dan 2020 = 6,5 juta (Majalah Diabetes Surabaya, 2001: volume 1). Meningkatnya prevalensi DM di Indonesia, diduga ada hubungannya dengan cara hidup (pola makan) seiring dengan kemakmuran yang meningkat, hal ini tercermin dari pendapatan Indonesia tahun 1995 setinggi US $ 1030. Pola makan bergeser dari pola makan tradisional yang banyak mengandung karbohidrat, serat dan sayuran ke pola makan kebarat-baratan dengan komposisi yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, dan sedikit serat. 
Hal ini juga didukung oleh kurangnya peran keluarga dalam pengelolaan pada salah satu anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Selain juga pola makan, gaya hidup yang sangat sibuk, duduk di belakang meja menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk rekreasi atau olah raga sehingga menyebabkan tingginya angka penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes dan2 hiperlipidemia. Di samping cara hidup  dan gaya hidup, peran keluarga dalam pengelolaan pasien Diabetes Mellitus juga belum optimal. 
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, syaraf dan lain-lain. Dengan pengalaman yang baik, yaitu kerja sama antara pasien, keluarga, dan petugas kesehatan, diharapkan komplikasi kronik DM akan dapat dicegah, setidaknya dihambat perkembangannya. Untuk mencapai hal tersebut, keikutsertaan pasien, keluarga untuk mengelola anggota keluarganya menjadi sangat penting. Demikian pula adanya para petugas kesehatan sebagai penyuluh bagi keluarga dalam membantu pasien dengan Diabetes Mellitus. Guna mendapatkan hasil yang maksimal, penyuluhan bagi para petugas kesehatan sangat diperlukan agar informasi yang diberikan pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita Diabetes Mellitus bermanfaat.

Berdasarkan penemuan fakta di atas, maka perlu dilakukan penelitian gun membuktikan pengaruh konseling keluarga terhadap peran keluarga dalam mengelola anggota keluarga dengan DM, sehingga peneliti ingin meneliti pengaruh konseling keluarga terhadap peran keluarga dalam pengelolaan anggota keluarga dengan Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Banyu Urip Surabaya.

Full Teks>>>  Download Now, KONSELING, PERAN KELUARGA,DENGAN DIABETES MIELETUS

ANALYSIS OF RELATION BETWEEN PRESTATION INDEKS WITH NURSE JOB PERFORMANCE WHO GRADUATE FROM AKPER RAJEKWESI BOJONEGORO Cross Sectional Study in Bojonegoro’s Hospitals TAHUN 2005

ABSTRACT

ANALYSIS OF RELATION BETWEEN PRESTATION INDEKS WITH
NURSE JOB PERFORMANCE WHO GRADUATE FROM AKPER
RAJEKWESI BOJONEGORO
Cross Sectional Study in Bojonegoro’s Hospitals
TAHUN 2005

SUDALHAR

The nurse job performance influenced by many factors, one of them is prestation indeks. Prestation Indeks consit of general lecture, nursing basic lecture, and profesion lecture indeks.These are indicated their ability about nursing sience. This research aims to know relation between prestation indeks with nurse job performance. It has done in December 6th to 18th 2004.
Design of this research is cross sectional study. The samples are nurses in Bojonegoro General Hospital, Sumberjo General Hospital , Bojonegoro Aisiyah Hospital, and Sumberjo Muhammadiyah Hospital, who graduated from Akper Rajekwesi Bojonegoro. These are 32 respondens, selected with stratified random sampling. The data collected by quisioner and observation then analyzed with SPSS Multiple Regretion with Significan level p < 0,05. 

The Results shows there is relation between comulative prestation indeks with nurse job performance especially nursing basic lecture and profesion lecture prestation indeks. So it will recomended to choose nurse with higher prestation indeks in nurse recruitment.

Key word : Prestation- Indeks-Nurse- Performance

Full Teks >>>Download Now, Prestation- Indeks-Nurse- Performance

THE CORRELATION ATTITUDE OF PREGNANT IN FULFILL NUTRITION BY NUTRITION STATUS TAHUN 2005

ABSTRACT

THE CORRELATION ATTITUDE OF PREGNANT
IN FULFILL NUTRITION BY NUTRITION STATUS
 TAHUN 2005
Mardiatun


Nutrition problem is the main problem of public health and it’s the important cause of death of pregnant and children, indirectly it can be cured. Between the causes of nutrition less of pregnant is attitude in fulfill her nutrition. To overcome the problem above the affort of medical employer in giving information of nutrition and supervision of nutrition status of pregnant is very important in order pregnant want to do the nutrition role and preventif of complication as early as possible of pregnant in fulfill nutrition with the pregnant nutrition status.
Design that used is cross-sectional, total sample is 42 peoples. That done by simple random sampling, it’s variable independent is attitude of pregnant in fulfill nutrition, dependent variable is the pregnant nutrition status, by using of chi square test with degree of advantage P < 0,05. 

The result of the research show that the important relation ship between knowledge of nutrition with nutrition status (P = 0,014) attitude in fulfill nutrition with nutrition status (P = 0,014) and the effort to fulfill nutrition with nutrition status (P = 0,014) 

Based on the result above, can be concluded that the greater attitude of pregnant in fulfill nutrition with the pregnant nutrition status.

Key Word : attitude of pregnant, nutrition, nutrition status.

Full Teks >>> Download Now, attitude of pregnant, nutrition, nutrition status

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR PADA LANSIA Quasy Experiment di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung TAHUN 2005

ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP PEMENUHAN 
KEBUTUHAN TIDUR PADA LANSIA
Quasy Experiment di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Tulungagung

TAHUN 2005

Norma Risnasari

Lansia merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan, dimana seseorang mengalami perubahan secara biologis, psikologis, maupun sosial. Tidur merupakan kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh semua manusia untuk dapat berfungsi secara optimal baik sehat maupun sakit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh teknik “Relaksasi Benson” terhadap pemenuhan kebutuhan tidur pada lansia.
Desain penelitian dengan menggunakan “Quasy Experiment” (One Group Pre Test – Post Test Design). Sampel penelitian ini adalah lansia di Panti Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha Tulungagung. Teknik samplingnya secara “ Purposive Sampling” yang berjumlah 20 responden, dimana 10 sebagai kontrol dan lainnya sebagai subyek. Variabel independen Relaksasi Benson dan variabel dependennya pemenuhan kebutuhan tidur. Data dikumpulkan dengan pemberian kuesioner sebelum dan sesudah pemberian teknik “Relaksasi Benson”. Cara menganalisanya dengan menggunakan “Wilcoxon Signed Rank Test” 

Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan tidur sebelum dan sesudah diberikan teknik “Relaksasi Benson” pada kelompok perlakuan signifikansi p =0,003 dan kelompok kontrol p = 0,317 

Kesimpulan, ada pengaruh yang signifikan antara “Relaksasi Benson” terhadap pemenuhan kebutuhan tidur. Itu berarti “Relaksasi Benson” adalah salah satu teknik untuk meningkatkan kebutuhan tidur lansia.

Kata kunci: Relaksasi Benson untuk meningkatkan kebutuhan tidur lansia.

Full Teks >>>  Download Now

Senin, 20 Desember 2010

STUDI TENTANG GANGGUAN BODI IMAGE PADA KLIEN FRAKTUR FEMUR DENGAN PEMAKAIAN SKELETAL TRAKSI DI RUANG BEDAH RSUD DR SOETOMO SURABAYA TAHUN 2002

ABSTRAK

STUDI  TENTANG GANGGUAN  BODI  IMAGE PADA KLIEN FRAKTUR FEMUR DENGAN PEMAKAIAN SKELETAL TRAKSI DI RUANG BEDAH 
RSUD DR SOETOMO SURABAYA
TAHUN 2002

MUSLIMIN SIRAJA

Fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi merupakan tindakan medis untuk memanipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah dan dilakukan reposisi dan imobilisasi. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2001 fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi berjumlah 96 kasus. Klien dengan fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi dapat menimbulkan perasaan klien kurang sempurna, sehingga klien merasa cemas dengan keadaanya dan merupakan salah satu kasus yang mempunyai masalah gangguan konsep diri, yaitu bodi image (gambaran diri) dapat berupa realitas tubuh, ideal tubuh dan presentasi tubuh, tetapi tidak semua fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi mengalami gangguan bodi image. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, umur, pekerjaan, informasi pre operasi serta lama dirawat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi apakah ada pengaruh antara faktor pendidikan, umur, pekerjaan, informasi per operasi dan lama dirawat terhadap gangguan bodi image klien pada fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi. 

Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, sampel klien fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi yang dirawat di Ruang Bedah B, E. F  RSUD Dr Soetomo Surabaya. Besar sampel 30 responden yang dipilih secara total sampling dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisa dengan menggunakan Uji statistik ANOVA pada komputer Program SPSS 7,5 windows dengan tingkat signifikan P < 0,05.

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden pendidikan SDvii (66,7%) dan sebagian kecil Akademi/PT (6,6%), Jenis pekerjaan Ibu rumah tangga tidak bekerja (40%) dan sebagian kecil bekerja PNS/ABRI,Buruh (26,6%), umur sebagian besar 41-50 tahun (40%), sebagian kecil  < 20 tahun (6,7%). 

Hasi uji statistik ANOVA pada faktor pendidikan (P=0,012),  informasi pre operasi (P=0,005), lama dirawat (P=0,034) ada hubungan terhadap gangguan bodi image, sedangkan faktor umur (P=0,063), pekerjaan (P=0,057) tidak berhubungan terhadap gangguan bodi image. 

Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi tidak menunjukan gangguan bodi image, pekerjaan klien hanya bersifat sebagai  pencari nafkahtambahan, kejenuhan pada pekerjaan yang rutin, sehingga tidak menunjukangangguan bodi image. Umur 41-50 tahun (dewasa pertengahan) mengalami tingkat adaptasi secara sosial sehingga dampak dari penyakitnya menimbulkan kecemasan. Umur 20 tahun  pertumbuhan fungsi tubuh, dimulainya tingkat kematangan emosional, intelektual serta dapat memberikan perubahan yang adaptif. Informasi pre operasi  yang jelas penting untuk mengurangi kecemasan dan lebih dapat melakukan perawatan mandiri, lama dirawat sejak klien masuk rumah sakit sudah memikirkan perubahan aktifitas dan penampilan tubuh. 

Kata Kunci : Klien Fraktur femur dengan pemakaian skeletal traksi, faktor ( pendidikan, umur, pekerjaan, informasi per operasi dan lama dirawat), Konsep diri (Bodi image).

Full Teks >>>  Download Now

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PASIEN TERHADAP MINAT MENGGUNAKAN JASA PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2005

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF PATIENT SATISFACTION TO INTEREST IN USING NURSING SERVICES AT RSUD ULIN BANJARMASIN
Cross Sectional Study in RSUD Ulin Banjarmasin
TAHUN 2005
MUHAMMAD RIYADH

Patients satisfaction led them interest in using  the nursing care services. Patients satisfactions are contributed by ability of nurses to fulfill physical, psycological, social and spiritual needs. Unsatisfied patient causes low interest in using the nursing care services. 
The objective of this research are to know the factors that influence patient satisfaction to patients interest in using nursing care services and their satisfaction. The research had been conducted at November 18th until November 27th, 2004. 

The design of this research is cross sectional study. The samples are patients who hospitality in aster, anggrek, mawar, wijaya kusuma, and melati wards in Ulin General Hospital in Banjarmasin. There are required 52 respondents, selected by Stratified Random Sampling  (Probability Sampling). The data needed in this study are collected by questionaire. The data are analyzed by using SPSS Multiple Regretion with significant level p < 0,05. 

The result shows that the correlation between patient satisfaction in physical need is significant (p = 0,000), the correlation between patient satisfaction in psycological need is significant (p = 0,003), the correlation between patient satisfaction in social need is significant (p = 0,006), and the last, the correlation between patient satisfaction in psiritual need is significant (p = 0,000).

It can be concluded that patients satisfactions in physical, psycological, social and spiritual may influence the patient interest in using nursing care services in that hospital and they will recommend to choose nursing care services in the future. 

Key words : patients – satisfaction - interest

Full Teks >>>  Download Now

STUDI PERBANDINGAN PERSEPSI PERAWAT DAN PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH TENTANG KEPMENKES RI NO 1239/MENKES/SK/XI/2001 SEBAGAI DASAR HUKUM PRAKTIK KEPERAWATAN PADA LINGKUP OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2005

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN PERSEPSI PERAWAT DAN PEGAWAI PEMERINTAH DAERAH TENTANG KEPMENKES RI NO 1239/MENKES/SK/XI/2001 SEBAGAI DASAR HUKUM PRAKTIK KEPERAWATAN PADA LINGKUP OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN MALUKU TENGAH
TAHUN 2005

MUHAMMAD RAKIP LATUCONSINA


Praktik keperawatan  yang tertuang dalam KepMenKes RI No 1239/MenKes/SK/XI/2001 sebagai dasar hukum praktik keperawatan dalam bab 4 pasal 17 adalah perawat dalam melaksanakan praktik harus sesuai dengan kewenangan yang diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan berkewajiban mematuhi standar profesi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan persepsi perawat dan pegawai pemerintah daerah tentang KepMenKes RI No 1239/MenKes/SK/XI/2001 sebagai dasar hukum praktik keperawatan pada lingkup otonomi daerah.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi komparatif, sampel yang diambil 50 responden, menggunakan teknik pusposive sampling, analisa data dengan signifikansi p < 0,05. Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan dengan uji statistik Chi—square p = 0,00 yang berarti ada perbedaan persepsi perawat dan pegawai pemerintah daerah tentang KepMenKes RI No 1239/MenKes/SK/XI/2001 sebagai dasar hukum praktik keperawatan. 

Pada hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa perbedaan perawat dan pegawai pemerintah daerah disebabkan karena kurangnya sosialisasi, untuk itu informasi tentang praktik keperawatan harus disosialisasikan lebih luas dan lebih optimal didalam organisasi profesi (PPNI), jajaran pemerintah daerah maupun pada masyarakat luas.

Kata kunci : KepMenKes RI No 1239/MenKes/SK/XI/2001, persepsi perawat, persepsi pegawai pemerintah daerah.

Full Teks >>>  Download Now

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER Penelitian Cross Sectional Di IRD Lantai 1RSUD Dr. Soetomo Surabaya TAHUN 2003

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DAN PERAN PERAWAT SEBAGAI PELAKSANA DALAM PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
Penelitian Cross Sectional Di IRD Lantai 1RSUD Dr. Soetomo Surabaya
TAHUN 2003

M. Furqon Barozi

Perkembangan keperawatan dari vokasional menuju keperawatan profesional menuntut peran perawat yang lebih besar dalam tatanan pelayanan kesehatan, salah satunya pada Instalasi Gawat Darurat. Penyakit-penyakit sistem kardiovaskuler terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dan perlu peningkatan peran perawat yang bekerja pada Instalasi Gawat Darurat untuk mengurangi keluhan yang dialami pasien. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan perawat sebagai pelaksana dalam penanganan pasien gawat darurat dengan gangguan sistem kardiovaskuler.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional terhadap peran perawat sebagai pelaksana dengan menggunakan rangcangan cross sectional, analisa data menggunakan uji statistik Spearman’s rho dengan derajat kemaknaan < 0,05. Populasi penelitian adalah perawat yang bertugas pada IRD Lantai 1 RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang berjumlah 40 orang. Sampel yang didapatkan sesuai dengan kriteria inklusi adalah 22 responden.  Variabel independennya adalah pengetahuan perawat dan variabel dependennya adalah peran perawat sebagai pelaksana. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan quesioner dengan pertanyaan tertutup. 

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan dan perawat sebagai pelaksana dengan nilai rho hitung 0,455 dengan taraf signifikasi 0,033. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan perawat sebagai pelaksanan dalam penanganan pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler. Pada penelitian mendatang diharapkan ada penelitian yang lebih mendalam tentang peran perawat selain sebagai pelaksana. 

Kata kunci : Peran perawat, gawat darurat, kardiovaskuler.

Full Teks >>>  Download Now

PENGARUH PEMBERIAN COGNITIVE SUPPORT TERHADAP KOPING PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSU Dr SOETOMO SURABAYA PENELITIAN PRA-EXPERIMENT TAHUN 2005

ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN COGNITIVE SUPPORT TERHADAP KOPING PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE DI RSU Dr SOETOMO SURABAYA PENELITIAN PRA-EXPERIMENT
TAHUN 2005

Kushariyadi

Fakta yang ada pada pasien congestive heart failure menunjukkan koping maladaptive seperti kesulitan mempertahankan oksigenasi adekuat, sehingga cenderung gelisah dan cemas karena sulit bernapas. Harapannya setelah pemberian cognitive support (informasi) pasien congestive heart failure menunjukkan koping yang adaptif sehingga mempercepat proses penyembuhan. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi koping, dan menganalisa pengaruh pemberian cognitive support (informasi) terhadap koping pada pasien congestive heart failure.
Desain penelitian yang digunakan adalah pra-experiment (one group pre test – post test desaign) dengan sampel pasien congestive heart failure di ruang SMF Penyakit Jantung & Pembuluh Darah RSU Dr Soetomo Surabaya sebanyak 23 responden. Tehnik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dengan menggunakan uji statistik wilcoxon signed ranks test dengan tingkat signifikan p < 0.05.
Hasil penelitian diperoleh mean untuk pre test 19.96 dan post test 55.74. Artinya pada pre test koping yang dihasilkan maladaptif (dengan penilaian 1- 30), sedangkan pada post test koping yang dihasilkan adaptif (dengan penilaian 31 – 60). Pada uji wilcoxon signed ranks test diperoleh p = 0.000 (p < 0.05) dan z = -4210a , maka Ho ditolak. Artinya ada perbedaan koping secara statistik sebelum dan sesudah diberikan informasi. 
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pemberian informasi terhadap koping pasien congestive heart failure. Dan sebagai saran bahwa pemberian informasi yang adekuat akan terbentuk koping yang adaptif sehingga dapat mempercepat penyembuhan.
Kata kunci: congestive heart failure, cognitive support (informasi), koping.

Full Skripsi >>>  Download Now

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PETUGAS PANTI TENTANG ADL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KABUPATEN BIMA

SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PETUGAS PANTI TENTANG ADL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA KABUPATEN BIMA

KURNIADI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002

======================================================


1.1 Latar  Belakang

Seiring dengan keberhasilan  pemerintah  dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu : Kemajuan ekonomi , perbaikan lingkungan hidup,  kemajuan   ilmu pengetahuan   dan  teknologi terutama   dibidang kesehatan khususnya kedokteran dan keperawatan, sehingga dapat meningkatkan  kwalitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup. 

Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung lebih cepat. Ini terjadi akibat meningkatnya harapan hidup manusia dan menurunnya angka kelahiran (Muchsin Doewes, 2996). Saat ini diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirankan ada 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar (Nugroho W, 2000). Di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia 9,99 % dari seluruh penduduk Indonesia (22,3 juta) dengan umur harapan hidup 65-70 th, dan pada tahun 2002 akan meningkat menjadi 11,09 % (29,1 juta jiwa) dengan umur harapan hidup 70-75 th (Nugroho W, 2000), sedangkan di kabupaten Bima pada tahun 2000 jumlah usia lanjut (7,44 %) dari jumlah penduduk 37.759 jiwa (BPS, Kabupaten Bima, 2000). Di Kabupaten Bima terdapat satu panti jompo yang dihuni oleh 50 lansia dengan rentang usia antara 60-90 tahun. Secara individu pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alami. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik,sosial,ekonomi dan psikologis. Dengan demikian 1anjut usia akan mengalami kemunduran terutama dalam kemampuam fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peran-peran sosialnya. Fungsi organ tubuh umumnya menurun, kemampuan melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari akan mengalami penurunan sehingga kemandirian berkurang. Berkaitan dengan
masalah tersebut maka petugas pantilah yang bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan dan perkembangan kesehatan pada lanjut usia. Dipanti sosial tresna werdha Bima pemenuhan kebutuhan ADL pada lansia belum dapat terlaksana sesuai standar, hal ini dapat dilihat dari kemampuan dan pengetahuan petugas panti dalam hal pemenuhan kebutuhan ADL pada lansia masih jauh dari harapan
yang diinginkan. 

Dalam pemenuhan kebutuhan lansia tidak semudah memenuhi kebutuhan usia muda, oleh karena itu menjadai petugas panti harus diperlukan pengetahuan dan keterampilan tertentu (Siti setiati, 2000). Menjadi pengasuh orang usia lanjut seringkali tidaklah mudah, adakalanya membuat petugas putus asa. Karena rumitnya masalah orang lanjut usia tersebut. Untuk itu sangat diperlukan kekuatan dan kesehatan baik fisik maupun mental petugas, apalagi pada kasus-kasus yang berat dimana lansia memerlukan bantuan terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari, disisi lain asuhan tersebut dapat merupakan pengalaman berharga dan menyenangkan bagi petugas panti, pada kondisi ini petugas panti harus memberikan perhatian terus menerus karena lansia yang kurang mendapat perhatian terutama dalam hal pemenuhan ADL merasa terisolasi serta mengalami gangguan penyesuaian bahkan sampai depresi.

Dengan bertambahnya jumlah usia lanjut di Indonesia sebagai dampakkeberhasilan pembangunan, menyebabkan meningkatnya permasalahan pada kelompok lansia yang perjalanan hidupnyua secara alami akan mengalami masa tua dengan segala keterbatasannya terutama dalam masalah kesehatan. Hal tersebut diperkuat lagi dengan kenyataan , bahwa kelompok lansia lebih banyak menderita penyakit yang menyebabkan ketidakmampuan dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Keadaan tersebut masih ditambah lagi bahwa lanjut usia biasanya menderita berbagai macam gangguan fisiologi yang bersifat kronik, juga perubahan secara biologik, psikis, sosial ekonomi, akan mengalami kemunduran (Budhi-Darmojo, 2000). 

Dengan kopmplitnya masalah pada lansia maka semakin berat beban kerja dari petugas panti, sehingga pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari-hari belum dapat terpenuhi secara keseluruhan. Seseorang yang akan memasuki usia lanjut harus mempersiapkan dirinya agar dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan baru.Bila sewaktu muda otot masih kuat, maka segala pekerjaan fisik dapat dilakukan tanpa batas. Pada orang lanjut usia pekerjaan yang memerlukan tenaga sudah tidak cocok lagi, lansia harus beralih pada pekerjaan yang lebih banyak menggunakan otak bukan otot, pada lansia fungsi organ-organ tubuh umunya menurun, kemampuan melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari juga sudah mengalami penurunan sehingga kemandirian berkurang, ini merupakan permasalahan khusus pada lansia, dimana tingkat ketergantungan pada petugas panti terutama dalam melaksanakan atifitas sehari-hari sangat tinggi. 

Ruang cakupan merawat lansia dapat sangat bervariasi, mulai dari menemani, membantu aktivitas merawat diri sampai hal lain sesuai kebutuhan pasien. Sebagaidasar pelaksanaan kerja, para petugas panti sebaiknya mengetahui riwayat penyakit dari masing-masing lansia, oleh karenanya diperlukan pelatihan khusus bagi petugas panti agar terampil melaksanakan tugasnya. Kemampuan yang harus juga dimiliki oleh petugas panti adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik, didasari pada empati dan kesabaran yang tulus, serta rasa cinta dan semangat untuk memberikan dukungan (Siti Setiati, 2000). 

Dari uraian diatas maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui hubungan pengetahuan petugas panti tentang ADL pada lansia dengan pemenuhan kebutuhan ADL lansia di panti Sosial Tresna werdha Kabupaten Bima.

 Full Teks >>> Download Now

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN PENELITIAN CROSS SECTIONAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2003

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI KEPERAWATAN
PENELITIAN CROSS SECTIONAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN
TAHUN 2003
 
 IRFAN  MAULANA

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) keperawatan dengan titik awal dari peningkatan kualifikasi pendidikan keperawatan merupakan langkah yang cukup strategis, tetapi kenyataan dilapangan tenaga keperawatan dengan kualifikasi S1/Sarjana Keperawatan sampai dengan tahun 2003 ini pada RSU Pemerintah Provinsi (RSUD Ulin Banjarmasin) hanya sebanyak 2 orang. Terbatasnya jumlah tenaga profesional keperawatan yang berpendidikan setingkat Sarjana menurut peneliti disebabkan oleh beberapa faktor yang ada hubungannya dengan motivasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat D3 untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 Keperawatan. 

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sampel penelitian diambil dari perawat yang berpendidikan D3 yang bekerja di Instalasi Rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin, dengan besar sampel sebanyak 58 responden.  Pemilihan sampel dilakukan dengan cara probability sampling jenis purposive sampling.  Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner dan dianalisa dengan menggunakan uji statistik Regresi Linier, dengan tingkat signifikan ρ ≤ 0,05. 

Hasil analisa menunjukkan, sebagian besar responden mempunyai motivasi yang tinggi yaitu 67 %, motivasi sedang 14 %, dan motivasi rendah 19% Responden yang berusia antara 20-30 tahun 45 %, 31-40 tahun 41 %, 41-50 tahun 14 %, hasil uji regresi linier tarhadap motivasi menunjukkan bahwa nilai ρ = 0,000. Jenis kelamin responden laki-laki sebasar 47 %, dan perempuan 53 %, hasil uji regresi linier terhadap motivasi menunjukkan nilai ρ = 0,021, Responden yang sudah menikah sebesar 79 %, sedangkan responden yang belum menikah sebesar 20,7 %, hasil uji regresi linier terhadap motivasi menunjukkan nilai ρ = 0,011. Terhadap dukungan atasan sebagian besar responden menilai atasan kurang mendukung yaitu sebasar 70 %, tidak mendukung 9 %, mendukung 19 %, dan sangat mendukung hanya 2 %, hasil uji regresi linier tarhadap motivasi menunjukkan bahwa nilai ρ = 0,372. 

Analisa diatas menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin dan status perkawinan terhadap motivasi perawat dalam mengembangkan SDM melalui jenjang pendidikan S1 Keperawatan, dimana nilai signifikan ρ < 0,05. Sedangkan antara dukungan atasan dan motivasi menunjukkan nilai sigifikan ρ > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara kedua faktor tersebut. 

Kata kunci : Perawat, Motivasi, Pengembangan SDM

Full Teks >>> Download Now

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI HIPOTERMI STUDI DESKRIPTIF ANALITIK DI RUANG NEONATOLOGI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2003

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM INTERVENSI KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI HIPOTERMI STUDI DESKRIPTIF ANALITIK DI RUANG NEONATOLOGI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh :
IRA ANALITA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
S U R A B A Y A
2003


==============================================================

ABSTRACT

Nursing care in hypothermic high-risk infants requires qualified knowledge, attitude, and skill in order to provide appropriate and immediate care. These requirements are also needed in nursing intervention. The objective of this study was to examine correlation between nurse’s knowledge and attitude in hypothermic high - risk infants. 

Design used in this study was descriptif analytic design. Samples were 25 respondents in Neonatology Wards, Dr Soetomo Hospital, Surabaya, who were enrolled using purposive sampling method. Data were collected by means of questionnaire and analyzed using Spearman Rank Correlation test with p < 0.05. 

Results of frequency distribution showed that most of the nurses, consisting of 11 individuals (44%), had satisfactory knowledge on hypothermic high-risk infants. Majority of the nurses, consisting of 18 (72%) respectively also had positive attitude toward those infants and had provided appropriate nursing intervention. Correlation between knowledge and attitude in nursing intervention for hypothermic high-risk infants was indicated by the results of Spearman rho correlation test, which was 0,745 with significance level of 0.000, demonstrating a high correlation. It is important for nurses to maintain and improve their knowledge and attitude in providing nursing intervention for hypothermic high-risk infants.

Keywords : knowledge, attitude, intervention, nursing, infants, high-risk, hypothermia

Full Teks >>>  Download Now

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN DAN TIMBULNYA KECEMASAN PADA KLIEN ANGINA PEKTORIS PENELITIAN CROSS SECTIONAL DI RUANG ICCU RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2003

ABSTRAK

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN DAN TIMBULNYA KECEMASAN PADA KLIEN ANGINA PEKTORIS PENELITIAN CROSS SECTIONAL DI RUANG ICCU  RSUD ULIN BANJARMASIN
TAHUN 2003
 
 IMANUDDIN

Situasi serangan angina merupakan salah satu kondisi yang dapat menimbulkan kecemasan. Penurunan rasa cemas merupakan hal yang penting dilakukan oleh perawat karena stres fisik maupun emosional dapat meningkatkan resiko vasokontriksi pembuluh darah arteri koronaria. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi bagaimana hubungan pelaksanaan prosedur tetap keperawatan angina pektoris dan timbulnya kecemasan klien.
Metode penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang diteliti sejumlah 20 responden yang dirawat di Ruang ICCU RSUD Ulin Banjarmasin. Data dikumpulkan dengan kuesioner terstrukture dan dilakukan analisa statistik Spearman-Rank Correlation dengan p < 0,05. 

Berdasarkan uji hubungan didapatkan nilai p statistik = 0,001 / < 0,05 yang berarti bahwa Hi diterima atau terdapat hubungan antara kecemasan dengan pelaksanaan prosedur tetap keperawatan angina pektoris. Koefisien korelasi yang dibentuk adalah 0,687 yang berarti hubungan antar variabel  kuat. 

Berdasarkan gambaran diatas maka penting bagi perawat untuk mempertahankan dan meningkatkan  perannya dalam melakukan prosedur tetap keperawatan angina pektoris serta memperhatikan tingkat kecemasan klien dengan angina pektoris.

Kata kunci : kecemasan, prosedur tetap keperawatan angina pektoris

Full Teks >>>  Download Now

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS AIKMEL LOMBOK TIMUR PENELITIAN CROSS SECTIONAL

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI PUSKESMAS AIKMEL LOMBOK TIMUR PENELITIAN CROSS SECTIONAL

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Univeritas Airlangga

Oleh
HIKMAH LIA BASUNI
NIM. 010330514. B
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2005


=====================================================================


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kehamilan dangan kepatuhan pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida sebagai berikut.
6.1 Kesimpulan 
  1. Sebagian besar pengetahuan ibu primigravida tentang kehamilan dalam kategori baik yaitu sebanyak 97% atau 66 responden.
  2. Sikap ibu primigravida tentang kehamilan didapatkan 98,5% atau 67 responden sikap baik.
  3. Hampir seluruh responden mempunyai kepatuhan baik yaitu 98,5% atau 67 responden.
  4. Adanya hubungan yang kuat antara pengetahuan tentang kehamilan dengan
  5. kepatuhan pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida.
  6. Adanya hubungan yang kuat antara sikap tentang kehamilan dengan kepatuhan pelaksanaan antenatal care pada ibu primigravida.
  7. Penelitian ini menunjukkan pengetahuan ibu tinggi, sikap dan kepatuhannya baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap ibu tentang kehamilannya dengan kepatuhan pelaksanaan pemeriksaan antenatal care.61
6.2 Saran
  1. Bagi ibu hamil tetap melaksanakan perawatan antenatal selama masa kehamilan pada fasilitas kesehatan yang tersedia
  2. Bagi pemberi pelayanan kesehatan (puskesmas, polindes dan posyandu) agar tetap memberikan informasi kepada ibu hamil dengan penyuluhan tentang perawatan selama kehamilan.
  3. Bagi peneliti berikutnya dapat melakukan studi mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam perawatan antenatal dan mengidentifikasi faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Full Teks >>>  Download Now

STUDI EFEKTIFITAS TEKNIK PEMBERIAN JELLY TERHADAP KECEPATAN PEMASANGAN DAN KELUHAN NYERI PADA PASIEN DENGAN KATETERISASI URIN PENELITIAN QUASI EKSPERIMEN (POST DESIGN) DI RUANG IRD LANTAI I RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA 2 0 0 5

ABSTRAK
 
STUDI EFEKTIFITAS TEKNIK PEMBERIAN JELLY TERHADAP KECEPATAN PEMASANGAN DAN KELUHAN NYERI PADA PASIEN DENGAN KATETERISASI URIN PENELITIAN QUASI EKSPERIMEN (POST DESIGN) DI RUANG IRD LANTAI I  RSUD 
Dr. SOETOMO SURABAYA 
2 0 0 5

Hermansyah

Retensi urin merupakan suatu keadaan darurat sistem perkemihan yang sering ditemukan sehingga perlu penatalaksanaan yang baik salah satunya adalah kateterisasi. Tindakan memberikan cairan pelumas atau jelly pada prosedur kateter urin sangat penting untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya trauma pada uretra dan sensasi nyeri yang dialami pasien. Ada dua teknik pemberian jelly yaitu dengan melumuri ujung kateter dengan jelly dan cara ke-2 memasukkan atau menyemprotkan langsung ke dalam urethra dengan spuit 10 ml yang dilepaskan jarumnya. Penelitian ini mengenai perbedaan kecepatan pemasangan dan keluhan nyeri yang dialami pria dewasa  usia 25-65 tahun yang pertama kali menjalani kateterisasi urin dengan cara pelumasan yang berbeda. 

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan jumlah sampel 10 orang untuk perlakuan dan 10 orang untuk kontrol. Kecepatan pemasangan diukur dengan stopwatch sedangkan intensitas nyeri diukur dengan Visual Analog Numeric Rating Scale. Analisa data dengan mencari mean dari kecepatan pemasangan dan keluhan nyeri pada tiap kelompok dilanjutkan dengan Uji Mann Whitney U Test terhadap mean tersebut untuk mengetahui signifikansi perbedaan keduanya dengan program SPSS pada œ =0,05. 

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan teknik pemberian jelly terhadap kecepatan pemasangan dengan P= 0,016 dan ada perbedaan teknik pemberian jelly terhadap keluhan nyeri pasien dengan p=0,010. 

Kesimpulan terdapat perbedaan rata-rata kecepatan pemasangan dan intensitas nyeri lebih rendah pada teknik jelly yang disemprotkan (lubrikasi) daripada melumuri ujung kateter dengan jelly.

Kata kunci : teknik pelumasan, kateter, kecepatan pemasangan dan keluhan nyeri.

Full Teks >>>  Download Now

ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP MEDICAL BEDAH RSUD DOKTER SOEBANDI JEMBER TAHUN 2003

ABSTRACT
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA  DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP MEDICAL BEDAH RSUD DOKTER SOEBANDI JEMBER
TAHUN 2003 

HENDRO PRASETYO


Nursing care as kind integral from health care system is very decide the health care qualities the nursing care that to achieve dependently of this proportionale between nurses quantity and jobs load in the hospital. 
Job system which not to design by useful to cause subjective complaint, weight job load, not efective and not eficient as to finish to cause job unsatisfactory, so that job productivity or the performance decend. 
The purpose of this research is to find out, how is the correlation between the load and their performance in medical surgery rooms in dr. Soebandi Jember  hospital. This research used total sampling technic, the sample used in this research is 43 responden by using the Rho Spearman corelation statistical test. 
The research result concluded that there is the significant correlation between jobs load and their performance in dr. Soebandi Jember Hospital. This is to show with statistik data with the deferential level p < 0,05 with p = 0,00 and correlation coeficient r = 0,994. 
Finally this research concluded that there is the correlation between the jobs load and their performance will be improved as well so that nursing care to bring positive bump of patient satifaction.

Key word : Jobs load , performance, nurses.

Full Teks >>>  Download Now

PENGARUH ORIENTASITERHADAP TINGKAT KECEMASANPASIEN Penelitian Pra Eksperimen (One Group Pra-test Post-test) di Ruang Intensif RSUD Pare Kabupaten Kediri TAHUN 2005

ABSTRAK

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN Penelitian Pra Eksperimen (One Group Pra-test Post-test) di Ruang Intensif RSUD Pare Kabupaten Kediri
 TAHUN 2005

Oleh : Helena Lenawati

Pasien yang masuk rumah sakit sering mengalami kecemasan dari kecemasan tingkat ringan sampai berat. Hal ini diduga perawat belum melaksanakan orientasi secara optimal. Pasien sering bertanya tidak tahu tempat pelayanan dan prosedur tindakan yang akan dilaksanakan, sebaliknya pasien yang mendapat penjelasan menunjukkan respon yang positif. Namun sampai saat ini belum diketahui pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan.
Desain yang digunakan adalah pra eksperimen dalam satu kelompok (one-group pra-test post-test) dengan populasi seluruh pasien di ruang intensif RSUD Pare. Besar sampel 56 pasien yang pemilihannya dilakukan dengan cara purposive sampling. Variabel independennya adalah pemberian orientasi kepada pasien. Variabel dependennya adalah tingkat kecemasan. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data dianalisi dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon signed rank test dengan tingkat kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan pasien (p=0,001 Z= -3,289). 

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila perawat melaksanakan orientasi kepada pasien sesuai dengan prosedur maka tingkat kecemasa pasien akan menurun. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh orientasi terhadap tingkat kecemasan pasien yang lebih di spesifikkan.

 Full Teks >>> Download Now

Minggu, 19 Desember 2010

PENGARUH STRATEGI KOPING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP RESPONS PSIKOLOGIS PENDERITA HIV-AIDS DI RUANG PIPI RSU DR. SOETOMO SURABAYA PENELITIAN PRA EXPERIMENTAL TAHUN 2005

ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI KOPING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP RESPONS PSIKOLOGIS PENDERITA HIV-AIDS DI RUANG PIPI RSU DR. SOETOMO SURABAYA PENELITIAN PRA EXPERIMENTAL
TAHUN 2005

ESTER MARIANA

HIV-AIDS merupakan salah satu penyakit yang sangat meresahkan individu yang terkena HIV-AIDS. Pasien yang terinfeksi HIV-AIDS akan mengalami berbagai macam respon psikologis yang mana dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh pasien. Pasien tidak bisa menerima kenyataan bahwa dirinya yang saat ini mengalami penyakit yang mematikan ini. Sehingga perawat diharapkan dapat memberikan strategi koping  untuk mengembalikan kualitas hidup pasien HIV-AIDS. 

Penelitian ini mencoba mencari ada tidaknya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis penderita HIV-AIDS di ruang PIPI RSU Dr.Soetomo Surabaya. 

Desain penelitian yang digunakan yaitu One Group Pre Experimental, dengan populasi dari pasien yang rawat jalan dan yang rawat inap. Dalam pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang mana sampel yang diambil hanya yang memenuhi kriteria inklusi saja, dengan total sample 20 orang. Variable   Independen   dalam   penelitian  ini  adalah pemberian strategi koping dan variabel dependennya adalah respon psikologis. Data dikoreksi dengan menggunakan kuisioner dan diwawancara. Data kemudian di analisis dengan menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan nilai signifikan = 0,05. 

Hasil yang ditunjukkan dari respon psikologis pasien yaitu terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon denial (penolakan) (p = 0,001), terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon anger (p=0,003), terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon bargaining (p=0,000), tidak terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon depresi (p=0,218), dan tidak terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon menerima (p = 0,785). Strategi koping dapat mempengaruhi pasien HIV-AIDS apabila dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai pasien tersebut benar - benar dapat mengatasi stres yang ada dalam dirinya.

Kata kunci: strategi koping, pasien HIV-AIDS, respon psikologis pasien

Full Teks >>>  Download Now

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP PERAWAT DAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMKITAL Dr. RAMELAN TAHUN 2003

ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP PERAWAT DAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMKITAL Dr. RAMELAN
TAHUN 2003

Penelitian Cross Sectional di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan

DYA SUSTRAMI

Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan. Kurangnya pengetahuan dan sikap yang dimiliki akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan bagi pasien. Sehingga peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan, sikap perawat dan pendokumentasian keperawatan oleh perawat lulusan AKPER Hang Tuah yang bertugas di ruangan penyakit dalam RUMKITAL Dr. Ramelan. 
Penelitian ini dilakukan secara observasional, menggunakan desain cross sectional  dengan sampel sebanyak 20 orang dan teknik sampling yang digunakan non probability sampling yakni total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan observasi serta dianalisa menggunakan uji statistik korelasi Spearman rho. 
Hasil perhitungan statistik Spearman rho dengan tingkat penerimaan p < 0,05 didapat  hasil = 0,002 artinya H0 ditolak sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan pendokumentasian keperawatan. Sedangkan nilai korelasinya 0,654 yang berarti hubungan kedua variabel tersebut bersifat sedang dan positif. Sedangkan untuk hubungan sikap dan pendokumentasian, didapat  hasil = 0,001 artinya H0 ditolak sehingga kesimpulannya terdapat hubungan yang bermakna antara sikap perawat dengan pendokumentasian keperawatan. Sedangkan nilai korelasinya 0,676 yang berarti hubungan kedua variabel tersebut bersifat sedang dan positif. 
Melihat kenyataan ini maka perlu dilakukan usaha guna meningkatkan kemampuan perawat dalam pendokumentasian keperawatan melalui peningkatan pengetahuan dan sikap. Adanya kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan, pendidikan berkelanjutan, dukungan fasilitas oleh instansi serta supervisi keperawatan akan mampu meningkatkan kemampuan pendokumentasian perawat. Sehingga hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan keperawatan bagi pasien.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Pendokumentasian Keperawatan

Full Teks >>>  Download Now

STUDI PERBANDINGAN PERSEPSI PASIEN JPS DAN NON JPS TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG BEDAH B DAN D RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TAHUN 2003

ABSTRAK


STUDI PERBANDINGAN PERSEPSI PASIEN JPS DAN NON JPS TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG BEDAH B DAN D RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
TAHUN 2003

ARIS HARTONO


Dalam memberikan pelayanan keperawatan, peran perawat yang utama adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia dan tercapainya suatu kepuasan bagi diri sendiri serta kliennya. Sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan akan dipersepsikan oleh pasien. Selama ini pasien JPS menilai bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan kurang baik dibandingkan dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien Non JPS. Demikian juga pasien Non JPS menilai bahwa pelayanan keperawatan yang diberikan perawat kurang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan persepsi JPS dan Non JPS terhadap pelayanan keperawatan di Ruang Bedah B dan D RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif comparatif. Sebagai populasi adalah pasien JPS dan Non JPS yang dirawat di Ruang Bedah B dan D RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sampel berjumlah 30 orang dengan pembagian 15 orang pasien JPS dan 30 orang pasien Non JPS yang dipilih secara strutified random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data dianalisa dengan menggunakan fisher’s exact test. 

Hasil penelitian ini didapatkan sebagian besar pasien JPS mempunyai persepsi negatif (80 %). Sedangkan pasien Non JPS mempunyai persepsi (66,7 %). Melalui fisher’s exact test menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara pasien JPS dan Non JPS terhadap pelayanan keperawatan dengan nilai p = 0,025. 
Dari hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan persepsi antara pasien JPS dan Non JPS terhadap pelayanan keperawatan.

Kata kunci : Persepsi, Pasien JPS, Pasien Non JPS, Pelayanan Keperawatan.

Full Teks >>>  Download Now

MENGANALISIS FAKTOR KARAKTERISTIK, MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PASIEN DI RSU HAJI SURABAYA. TAHUN 2004

ABSTRAK

MENGANALISIS FAKTOR KARAKTERISTIK, MUTU PELAYANAN DAN KEPUASAN PASIEN YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS PASIEN DI RSU HAJI SURABAYA.
TAHUN 2004

 
APRIANI TRI JUSTISIA

Pencapaian BOR di RSU Haji Surabaya selama 3 tahun berturut – turut lebih rendah dari standar yang ditetapkan oleh Depkes. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi loyalitas pasien di RSU Haji Surabaya, mengidentifikasi karakteristik pasien, menganalisis tingkat kepuasan terhadap karakteristik pasien, menganalisis loyalitas pasien terhadap karakteristik pasien, mutu pelayanan medis dan para medis perawatan dan tingkat kepuasan pasien, serta menganalisis pengaruh karakteristik pasien, mutu pelayanan medis dan para medis dan tingkat kepuasan pasien terhadap loyalitas pasien.

Penelitian ini bersifat analitik dan dilaksanakan pada bulan April hingga Mei tahun 2004, di bagian rawat jalan dan rawat inap dengan jumlah responden sebanyak 96 pasien, yang diambil secara acak. Dengan berdasarkan hasil wawancara dari kuesioner yang diberikan kepada responden, seluruh data dianalisis menggunakan uji regresi berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih banyak pasien dengan tingkat pendapatan rendah yaitu 62,5% yang berobat di RSU Haji Surabaya. Sebagian besar pasien, yaitu 97,92% menyatakan pentingnya pengetahuan kesehatan. Pasien lama di RSU Haji Surabaya lebih banyak dari pasien baru atau pasien yang belum pernah berobat yaitu 74,06%. Sebanyak 39,58% pasien dari seluruh responden yang memilih Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan, 26,04% memilih rumah sakit pemerintah, 20,84% memilih dokter praktek swasta dan 13,54% memilih rumah sakit swasta. 
Dari hasil statistik, yang berpengaruh terhadap loyalitas pasien hanya tingkat pendapatan pasien yaitu 0,025 < 0,05. Untuk meningkatkan BOR RSU Haji Surabaya, sebaiknya manajemen RSU Haji Surabaya memberikan informasi kesehatan dengan strategi yang menarik untuk pasien, meningkatkan kualitas SDM, melengkapi sarana di ruang tunggu dan menata kembali pengaturan loket pembayaran bagi pasien

Kata kunci : mutu pelayanan, karakteristik pasien, tingkat kepuasan, loyalitas.

Full Teks >>>  Download Now

Pengaruh Penerapan Bedside Teaching Terhadap Perubahan Perilaku Profesional Dalam Pemasangan Infus Pada Mahasiswa Program Reguler Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate Penelitian Quasy Experiment di RSUD H. Chasan Boesoeiri Ternate

ABSTRAK

Pengaruh Penerapan Bedside Teaching Terhadap Perubahan Perilaku Profesional
Dalam Pemasangan Infus Pada Mahasiswa Program Reguler

Jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate
Penelitian Quasy Experiment di RSUD H. Chasan Boesoeiri Ternate
TAHUN 2005

Oleh  :  Ahmad Nur Khoiri

Perilaku profsional adalah merupakan perbuatan manusia yang tidak terjadi secara sporadis (hilang dan timbul), tetapi selalu ada kelangsungan kontinuitas antara perbuatan yang satu dengan perbuatan berikutnya. Pengalam belajar klinik merupakan upaya untuk peserta didik menerapkan ilmu yang dipelajari dikelas ke keadaan nyata guna mendapat pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional (kognitif, afektif dan psikomotor). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan Bedside Teaching terhadap perubahan perilaku profesional (kognitif, afektif, dan psikomotor) dalam pemasangan infus pada mahasiswa. 

Desain penelitian ini menggunakan Quasy Experiment. Populasinya adalah mahasiswa program regular jurusan Keperawatan Poltekkes Ternate yang berjumlah 22 responden ( 11 kelompok perlakuan dan sisanya kelompok kontrol ). Variabel independen adalah Penerapan Bedside Teaching, variabel dependen adalah Perubahan perilaku profesional dalam pemasangan infus pada mahasiswa program regulaer jurusan  keperawatan Poltekkes Ternate. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi serta dengan uji statistik Mann Whitney Test dengan signifikan < 0.005. 

Hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh yang sangat kuat antara penerapan Bedside Teaching terhadap perilaku profesional mahasiswa sebagai berikut ; pengaruh penerapan bedside Teaching tehadap kemampuan kognitif  dengan nilai p = 0.000, pengaruh penerapan Bedside Teaching terhadap kemampuan afektif dengan nilai p = 0.000 dan pengaruh penerapan Bedside Teaching terhadap kemampuan psikomotor juga dengan nilai p = 0.000
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi intitusi Poltekes Ternate agar tetap selalu meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam bimbingan klinik pada mahasiswa dengan melalui pelatihan – pelatihan CI, penyatuhan pertsepsi antara CI ruangan dengan CI Akademik, dan menerapkan  metode bimbingan klinik yang baik dan benar sesuai tujuan dan karaketristik mahasiswa, terutama penerapan metode Bedside Teaching pada mahasiswa langsung disamping pasien.
Kata kunci Penerapan Bedside Teaching, perilaku profesional.

Full Teks >>> Download Now

PENGARUH PEMIJATAN BAYI (4-6 BULAN) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN

ABSTRAK

PENGARUH PEMIJATAN BAYI (4-6 BULAN) TERHADAP
PENINGKATAN BERAT BADAN
Quasi Eksperimen (Non Equevalen Control Group)
Di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek
TAHUN 2005

Abu Bakar

Pertumbuhan bayi usia 4-6 bulan merupakan pertumbuhan yang cepat, sehingga bila berat badan tidak bisa meningkat sesuai dengan umur beresiko terjadi gangguan pertumbuhan dan menurunkan daya tahan tubuh. Berat badan ini dipengaruhi masukan makanan, sehingga perlu dilakukan stimulus untuk meningkatkan nafsu makan bayi agar masukan nutrisi meningkat dengan berat badan meningkat. Hal ini perlu mendapat perhatian, karena kita mengharapkan berat badan bayi usia 4-6 bulan meningkat sesuai dengan umur. Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh pemijatan pada bayi (4-6 bulan) terhadap peningkatan berat badan bayi di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.

Desain penelitian menggunakan Quasi Eksperimen dengan pendekatan Non Equevalen Kontrol Group. Populasinya bayi usia 4-6 bulan yang tinggal di Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek pada bulan November sampai Desember 2004. Sampel yang diambil adalah 10 bayi yang memenuhi kriteria inklusi dan dibagi atas 5 bayi untuk kelompok yang mendapatkan pemijatan dan 5 bayi untuk kelompok yang tidak mendapat pemijatan. Variabel independen adalah pemijatan. Variabel dependen adalah berat badan. Pengumpulan data dengan observasi berat badan dengan melakukan

penimbangan. Data dianalisis dengan uji statistik Independent t-Test dengan tingkat kemaknaan adalah P < 0,05. Hasil yang didapat yaitu ada pengaruh pemijatan bayi usia 4-6 bulan terhadap peningkatan berat bayi sesuai umur antara bayi yang diberi pemijatan dengan bayi yang tidak diberi pemijatan badan dengan nilai signifikansi P = 0.000 yang berarti bahwa pemijatan efektif dalam meningkatkan berat badan.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak homogenitas dalam membagi responden dalam kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol, sehingga hasil yang diperoleh kurang akurat. Kesimpulan yang didapatkan bahwa pijat bayi terbukti dapat merangsang nervus vagus yang meningkatkan peristaltik usus sehingga cepat lapar, maka terjadi peningkatan masukan makanan yang dapat meningkatkan berat badan.

Saran yang dapat diberikan pada ibu agar selalu melakukan pemijatan pada bayinya agar dapat membantu meningtkatkan berat badan bayi sesuai umur.

Kata kunci : Pemijatan, Kenaikan, Berat badan, Bayi

Full teks >>> Download Now

Senin, 13 Desember 2010

Home

Hai rekan-rekan sekalian yang lagi sementara menyusun sebuah skripsi dan bagi mereka yang mencari literature buat makalah atau apapun itu yang menyebabkan hal ini menjadi kebutuhan anda, disini kami mencoba memberikan sebuah refensi yang bisa mendukung kegiatan anda tersebut. Harapan kami  adalah kebutuhan akan sebuah referensi anda bisa temukan disini. Kami hadir hanyalah semata untuk berbagi ilmu, sebab kami sadari bahwa ilmu hanya bisa berguna bila bisa bermanfaat bagi khalayak namun kamipun tidak mendukung kegiatan plagiat dan olehnya itu bila anda melakukan hal tersebut maka konsekuensi dan tanggung jawab moral tentunya juga berada ditangan anda.

Kesalahan terbanyak yang paling banyak dilakukan oleh rekan-rekan ketika mencari sebuah referensi adalah ketika telah menemukan referensi yang dicarinya, maka tidak segan-segan melakukan kegiatan plagiat (mengkopi seluruh isi pustaka/buku) tanpa sudi membahasakan dalam bentuk bahasa dan pemahaman yang ditangkapnya dari referensi tersebut. Oleh itu kami sekali lagi tidak mendukung kegiatan tersebut

Dan kunci sukses dalam menyelesaikan sebuah skripsi adalah kerja keras. Tanpa kerja keras hasil yang anda peroleh pun juga nol. Mau atau tidak, hanya merekalah yang gemar bekerja akan mendapat hasil.

Rekan-rekan sekalian, disinipun kami tidak hanya sekedar memberikan referensi buat anda namun kamipun akan berusaha membantu anda dalam menyelesaikan skripsi, kami pun berharap mudah-mudahan pengunjung blog ini adalah mereka yang mau belajar dan bekerja.

Tag

Pemijatan bayi bulan penerapan bedside teaching mutu perbandingan persepsi pasien jps pengetahuan sikap perawat strategi pengaruh orientasi terhadap tingkat antara beban kerja efektifitas teknik pelaksanaan prosedur tetap dengan hubungan petugas pemberian cognitive support abstrak studi perbandingan persepsi kepuasan tentang bodi image pada relaksasi benson correlation attitude of pregnant in Mardiatun analysis of relation between prestation konseling keluarga gangguan diri pada pengetahuan sikap analyze correlation knowledge hubungan dukungan keluarga penyuluhan pre operasi kontrasepsi faktor-faktor pendidikan kesehatan gambaran klien yang analisis interpretasi kadar gds glukosa mekanisme koping pada perbedaan efek kompres survey hemoglobin lansia berdasarkan dalam derajat cacat kusta kekuatan otot penderita inisiasi relaksasi kepatuhan melaksanakan kualitatif konsep dan perilaku indeks prestasi lulusan terapi aktivitas kelompok tak body bidan karakteristik ibu pelatihan asuhan